Sistem Energi Listrik Terbarukan 7 April 2022

 

  1. Bagaimana cara kerja PLTB:
  • Ketika rotor berputar, demikian pula dengan generator. Generator menggunakan prinsip medan elektromagnetik untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
  • Energi dari generator ditransmisikin melalui kabel ke Gardu induk/Substation. Energi listrik yang dihasilkan oleh semua turbin digabungkan ke dalam satu gardu indu/subtation dan tegangannya dinaikkan.
  • Operator Grid menggunakan tegangan tertinggi untuk mentransimisikan listrik melalui kabel udara ke rumah-rumah maupun pelanggan bisnis.
  • Pada sutet, digunakan trafo untuk menurunkkan tegangan ke level yang dapat digunakan.

Secara garis besar angin menggerakkan sudu-sudu. Kemudian, sudu-sudu yang berputar menggerakkan poros. Selajutnya, poros yang berputar tadi di transmisikan ke gearbox untuk diperbesar lagi putarannya. Dari gearbox, putarannya ditransmisikan lagi ke generator. Generator mengubah putaran menjadi listrik. Listrik dari generator sebagian ada yang digunakan langsung, tetapi sebagian ada yang di simpan pada baterai untuk digunakan pada keadaan tertentu.

  1. Potensi PLTB di Indonesia:

Negara kita juga mempunyai sumber energi angin yang cukup besar dan tersebar di berbagai daerah untuk dikembangkan menjadi PLTB. Menurut hasil penelitian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dari 166 lokasi yang diteliti, terdapat 35 lokasi yang mempunyai potensi angin yang bagus dengan kecepatan angin diatas 5 meter perdetik pada ketinggian 50 meter. Daerah yang mempunyai kecepatan angin bagus tersebut, diantaranya Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), pantai selatan Jawa dan pantai selatan Sulawesi. Disamping itu, LAPAN juga menemukan 34 lokasi yang kecepatan anginnya mencukupi dengan kecepatan 4 sampai 5 meter perdetik (Energinet, DEA, 2016).

Potensi angin Indonesia memang cukup besar. Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) mencantumkan angka 60.647,0 MW untuk kecepatan angin 4 meter perdetik atau lebih (Lampiran Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017).


Beberapa lokasi yang telah dan sedang dikembangkan menjadi PLTB, seperti di Jeneponto dan Bantul. PLTB Jeneponto berlokasi di Desa Jombe, Kecamatan Turatea, Jeneponto, akan menyumbang sekitar 70 MW ke Sistem PLN Sulselrabar. Proyek yang dikerjakan PT Energi Angin Indonesia ini memiliki kapasitas total 162,5 MW dari 65 unit turbin, namun baru 70 MW yang sudah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Sulselrabar pertengahan tahun 2017. Energi listrik ini akan dialirkan ke sistem transmisi 150 KV meliputi Palu-Mamuju, Wotu-Masamba dan Sengkang-Siswa. Setelah masuk dalam sistem, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, baik di daerah perkotaan maupun daerah terpencil  (Tribun Timur, 30/082016).

Sementara PLTB Bantul merupakan PLTB terbesar di Indonesia dan merupakan bagian dari Program Infrastruktur Ketegalistrikan (PIK) yang lebih dikenal dengan Program Listrik 35 Ribu MW. Dengan 30 turbin angin yang akan dipasang, nantinya bisa dipanen 50 MW listrik. Proyek yang terletak di pantai Samas ini ditargetkan bisa rampung pada tahun 2018 mendatang, dengan nilai investasi sekitar Rp 2 triliun (tambang.co.id).

Lokasi PLTB lainnya terletak di Bangka Belitung, Bali, dan Nusa Penida masing-masing sebanyak 1 unit, Pulau Selayar sebanyak 3 unit, dan di Sulawesi Utara sebanyak 2 unit (status 2007). Disamping itu, Pemerintah juga berencana untuk membangun PLTB di berbagai daerah, seperti Sukabumi Jawa Barat (bangkitlistrik.blogspot.com).

Rencana Pemerintah untuk membangun lebih banyak PLTB ini perlu kita dorong karena akan membawa banyak manfaat bagi kita semua. Pertama, PLTB tidak membutuhkan sumber energi fosil yang harganya cukup mahal dan akan habis pada waktu tertentu. Apalagi Indonesia sekarang telah menjadi net importir BBM. Kedua, PLTB adalah salah satu energi hijau (ramah lingkungan), sehingga sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan dan pengurangan karbon di udara. Pada saat ini semakin banyak dan semakin gencar masyarakat atau LSM menyuarakan penggunaan energi hijau.

Ketiga, bisa dibangun di tengah laut sehingga tidak perlu pembebasan lahan. Sebagaimana diketahui bahwa pengadaan lahan ini telah menjadi persoalan yang pelik di sejumlah daerah. Keempat, bisa dibangun di remote area, sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di pelosok tanah air, termasuk di daerah terluar, tertinggal dan terpencil. Ini dapat meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dan pemerataan penyediaan listrik bagi seluruh masyarakat Indonesia, dimanapun domisilinya. Kelima, biaya produksinya kompetitif, sekitar 6 sen USD per kwh di Denmark. Perkembangan teknologi membuat harga energi listrik dari EBT semakin murah dan mampu bersaing dengan listrik dari energi fosil.

  1. Spesifikasi Turbin Angin di Sidrap serta Jenoponto
  • Spesifikasi Turbin angin di Sidrap:

Memiliki 30 kincir angin dan memiliki tinggi 80 meter dan panjang baling-baling 50 meter, masing-masing menggerakkan turbin sebesar 2,5 MW, sehingga total kapasitas yang dihasilkan oleh 30 turbin adalah 75 MW dan diproyeksikan akan mampu mengaliri listrik kepada 70.000 pelanggan di wilayah Sulsel dengan daya listrik rata-rata 900 Volt Ampere. Selain itu, PLTB Sidrap juga merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara dan masuk dalam program 35.000 MW.


  • Spesifikasi Turbin Angin di Jenoponto:

Tiang tinggi putih menjulang 135 meter. Dari kejauhan memang terlihat kecil, jika didekati diameternya 5.4 meter. Sedangkan diameter atasnya 3.4 meter, cukup untuk dipanjat ke atas oleh teknisi.

Kincir angin raksasa berputar di ketinggian. Diameter turbinnya 63 meter. Di belakangnya terdapat mesin rotor, gearbox dan generator. Jika dibandingkan, mesin di belakang kincir ukurannya sama dengan 20 city car yang ditumpuk sejajar, sangat besar. Sedangkan panjang satu baling-balingnya setara dengan 3 tuk kontainer.

Kincir raksasa ini mampu mengubah Energi kinetik menjadi Energi listrik. Listrik yang dihasilkan kemudian terkoneksi dengan gardu induk 150 Kv di Jeneponto. Listrik yang dihasilkan ialah 72 Mega Watt (MW), terbesar kedua setelah PLTB Sidrap yakni 75 MW. Sangat cukup untuk kebutuhan Listrik di Provinsi Sulawesi Selatan.

*https://www.gesainstech.com/2021/06/prinsip-kerja-pltb.htmlhttps://www.academia.edu/39024423/Prinsip_Kerja_PLTB_Angin_https://setkab.go.id/potensi-pengembangan-pltb-di-indonesia/https://www.antaranews.com/berita/814765/kapasitas-pembangkit-listrik-tenaga-angin-sidrap-ditingkatkanp#:~:text=PLTB Sidrap merupakan PLTB terbesar,30 turbin adalah 75 MW.

https://nasional.kompas.com/read/2018/07/04/17474551/infografik-7-fakta-pltb-sidraphttps://www.merdeka.com/travel/mengunjungi-pltb-tolo-jeneponto-terbesar-kedua-di-indonesia.html*

Comments

Popular posts from this blog

Cara Kerja PLTS