Sistem Energi Listrik Terbarukan 24 Maret 2022

 

  • Kisaran Tegangan di titik 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, apakah rugi-rugi daya listrik?

Terlihat bahwa titik 2 dan titik 4 masing-masing merupakan trafo step up dan trafo step down. Sedangkan diketahui bahwa trafo biasanya mengalami data rugi-rugi sebanyak 20% hingga 25%. Selain itu, rata-rata pembangkit listrik di Indonesia ditempatkan di pusat yang nantinya energi listrik tersebut akan ditransmisikan dengan jarak yang cukup jauh. Apabila daya rugi-rugi yang dialami cukup besar, maka supply dari pusat beban ke daerah transmisi terjauh tidak akan berjalan secara maksimal. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan adalah dengan distributed generation  (DG), sistem ini merupakan sistem terdistribusi yang memanfaatkan sumber listrik dari pembangkit-pembangkit listrik kecil yang terpasang di dekat beban listrik. Kelebihan penggunaan sistem DG ini adalah sistem kelistrikannya tidak hanya mengandalkan pembangkit-pembangkit listrik besar yang terpusat.

  • Berapa besar tegangan yang dibangkitkan, ditransmisikan,dan didistribukan, serta berapa tegangan beban? Mengapa harus menggunakan trafo step up, step down?

Pada bagan dapat diketahui bahwa tegangan pada pembangkit sebesar 150kV, nilai 150kV ini diperoleh dari tegangan sutet (500 kV) yang diperoleh dari menaikkan tegangan dari pembangkit (150 kV) yang kemudian diturunkan kembali dengan menggunakan trafo step down , kemudian tegangan tersebut diturunkan melalui trafo step-down menjadi 20kV pada saluran distribusi. Terakhir, tegangan dari saluran distribusi akan kembali diturunkan menjadi tegangan standard rumah-rumah, yakni 380/220V. Tergambar jelas bahwa trafo step up  diperlukan untuk memperbesar tegangan sesuai dengan yang diperlukan selama pemakaian sehingga kuat untuk menunjang kebutuhan, sedangkan trafo step down  dibutuhkan untuk menurunkan nilai tegangan sesuai dengan kapasitas rumah/ industri sehingga tidak meledak.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Kerja PLTS